[BOOK REVIEW] Pillow Talk

Untuk kesekian kalinya. Jangan bosan ya saudara – saudara. Gw mau review buku-nya Christian Simamora lagi. Hehehe. Dan seperti biasa, novel ini merupakan novel pinjaman. Hahaha.


1.  Story
Kami ‘bersahabat’ sejak kecil.

Tepatnya, kalau ada kata lain untuk
menggambarkan sesuatu yang melampaui
‘sahabat’, maka kata itulah kami.

Berbagi Cerita, berbagi rahasia.

Bahkan, tanpa disadari, kami pun membagi cinta.

Tapi, apakah kau tahu, rasanya saling mencintai
namun bertahan untuk tidak saling memiliki?

Percayalah, ini lebih buruk dari sekadar patah hati.

Ini bukan kisah cinta yang ingin kau alami.

from here
Well, penuh intrik banget sih? Hahaha. Entah kenapa, quote “Don’t judge a book by it’s cover!” berlaku banget untuk novel ini. Jangan karena kalimat penuh intrik di bagian cover belakang buku ini bikin loe minder dan berpikir bahwa buku ini adalah buku yang berat. Hahaha. Salah besar saudara – saudara! Kesan serius dalam penulisan novel ini, cuma terletak pada cover belakang buku ini. Sisanya, bahasa gaul dan cerita yang mengalir sempurna :D

Karena novel ini adalah salah satu dari seri #JBoyfriends, maka tokoh dalam cerita ini adalah Joshua (Jo) dan Emilia (Ems, Emi). Tentunya dengan peran teman baik para tokoh Ajeng. Yang sedikit berbeda dari novel Christian Simamora lainnya adalah pada buku ini, yang merupakan entrepreneur adalah Ems dan Ajeng. Jo adalah karyawan kantoran. Terus, di buku ini Ems lah yang merupakan seorang player dan sering melakukan One Night Stand.  

Seperti yang pernah sedikit gw bahas, novel ini bercerita mengenai persahabatan lawan jenis yang sangat akrab. Dimana sebenernya kedua – duanya saling memendam perasaan yang mendalam satu dengan yang lainnya. Tapi karena Ems punya trauma yang mendalam akibat pacaran dengan teman semasa kecil, maka baik Ems dan Jo sama – sama sadar bahwa peluang bagi mereka berdua untuk berpacaran adalah Zilch, Nan, Nile dsb.

Apalagi Ems yang walaupun sebenernya masih menyimpan crush nya ke Jo, sudah memiliki pasangan si Om Dimas yang ngajakin dia untuk nikah.  Jo sendiri pun tetap aktif berpacaran dengan wanita lain untuk mencegahnya berpikiran yang tidak – tidak ke Emi. Mereka berdua saling berusaha untuk mencegah yang lain mengetahui isi hatinya, tetapi tetap bersikap saling protektif, perhatian dan mendahulukan sahabat dibandingkan pasangan sendiri.

Sebenernya disini, konflik lebih diarahkan pada konflik batin dari masing – masing tokoh sendiri. Cukup menarik untuk meneruskan membaca buku ini karena rasa penasaran yang sangat mendalam bagaimana akhirnya para tokoh akan  menyadari dan saling jujur pada perasaannya masing – masing.

Oh ya, sedikit bocoran gak penting. Theme song untuk novel ini adalah *drumroll* Crush – David Archuleta (my fav song). Hohoho.

2. Alur Cerita
Mungkin karena ini novel awal Christian Simamora, gw merasa sedikit bingung karena sebenernya biasa saja gitu. Konflik ya muter – muter di Emi dan Jo aja gitu. Gak ada campur tangan pihak lain. Hahaha.

Tapi eh tapi, seperti novel Christian Simamora lainnya. Novel ini punya bagian yang gak banget yaitu Selingkuh. Walaupun akhirnya mereka langsung mutusin pasangan masing – masing sih.. #spoileralert (untuk novel ini masuk kategori dewasa) Hahaha. Dan tetap dengan paham free sex – nya. Tsk tsk tsk. Sayang sekali!!! Untungnya, disini karakter Jo dibuat sebagai cowok manis. Hohoho.

3. Bahasa
Mungkin karena ini merupakan buku – buku awal karangan Christian Simamora, jadi suka ada selipan – selipan kalimat gak penting untuk menjelaskan ke-alay-an bahasa si penulis. #oopss Tapi bener lhoo. Penulis ini bahasanya memang agak – agak ajaib dan susah dimengerti bagi anak – anak yang agak gak gaul kayak gw :D

Untuk typo dan hal – hal lainnya bisa dicek disini:
Hal 399 – typo sepele
Emi Dahling, lo kira gue gak merhatiin do berdua
Do = Lo hehe.

Hal 384 – Bahasa Inggris yang aneh
Di awal – awal paragraf Emi ngomongnya ‘fuck buddy’ – tunggal tapi di akhir paragraph berubah menjadi ‘fuck buddies’ – jamak.

Hal 374 – Bold di kalimat aneh yang gak penting
Tapi, kali kedua dan seterusnya perasaan berdosa itu lama – lama memudar – kayak warna biru di jeans belel yang dipake Emi….
See?!?!?!?

Hal 342 – Perulangan paragraf yang agak aneh, karena persis sama!
“I’ve never seen your chest this close.” Emi meletakkan kepalanya di atas dada Jo dan sejurus kemudian bersorak ringan dalam hati karena mendengar suara jantung cowok itu berdegup lembut untuknya.

“Dasar…!” Jo mengelus kepala Emi, menelusuri setiap riak rambut dengan jemari.

Emi meletakkan kepalanya di atas dada Jo dan sejurus kemudian bersorak ringan dalam hati karena mendengar suara jantung cowok itu berdegup lembut untuknya.

“Tadinya, aku – ehem, gue kira kita bakal kena awkward moment setelah semua kegilaan ini.”

Hmmm. Weird huh?

4. Fisik           
Novel ini karena dia terbitan jaman bahela (gw nya aja yang gak update, telat bacanya!) Novel ini sampul depannya ada ilustrasi cowok berbadan petak – petak yang ditampilkan dalam tulisan judul buku tersebut. Entah apa penulis memang lebih suka dengan gambar cowok petak – petak, tapi gw sebenernya gak suka. Hahaha.

Penerbit                : Gagas Media
Harga                   : Gak tau. hahaha
Pengarang             : Christian Simamora
Jumlah Halaman    : VIII + 429 halaman
Terbit                    : 2010

0 comments:

Post a Comment